Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

God war

Untukmu wahai budak hawa nafsu.. Kau terlahir indah namun tetap hina.. Keserakahan yang kau tanam itu sebuah harga diri yang harus kau jaga.. Buat lah banyak neraka didunia ini dengan cara menyiksa orang lain.. tak peduli siapa mereka,darimana mereka berasal.. Anggap saja semua hina..sama halnya seperti engkau yang sudah terlanjur hina.. Tipu daya adalah sebuah kenyataan yang kau puja.. Jangan sekali-kali kau menyerah.. Kau perlu banyak teman untuk berdansa dialam kepedihan nanti.. Kau adalah api.. Kau adalah ksatria pendosa.. Tetaplah hidup bersama raja-raja.. Raja kemunafikan adalah sahabatmu.. Tertawalah disinggasana dengan menatap sejahteranya sahabatmu berenang di danau api yang sangat panas.. Kegelapan adalah tujuan hidupmu.. Religi adalah musuhmu. Teruslah berperang.. Teruslah menyiksa.. Biar kami tetap bersama orang-orang yang beriman untuk melawanmu.. Mari kita berperang. Darahku untuk melawanmu.. Sedang darahmu adalah kemenanganku. Selamat datang di masa

EGO

Egoisnya diriku... Menganggap semua sebagai hiasan dan pelengkap duniawi saja. Pernah aku anggap semua manusia sama saja. Entah pria ataupun wanita.. Pernah aku anggap semua manusia itu hina termasuk aku.. Bahkan aku pernah menganggap kita semua bodoh dan tak berpengetahuan.. Aku merasa hanya aku yang menyadari hal ini. Sehingga aku bertindak semaunya saja tanpa melihat bagaimana nanti kedepannya. Namun seiring berjalan waktu aku mulai berfikir..sangat berfikir,sampai mentalitasku mulai menurun karena hal ini. Yang aku bingungkan adalah.. Bagaimana aku bisa membuat mereka faham dengan apa yang aku rasa ? Sedang aku harus memaklumi semua kebodohan ini.. Tapi aku egois.. aku tak mau menjadi korban. Aku harus bertindak sebagai pelaku. Apapun itu yang terjadi. Sepertinya hal ini mulai bahaya dan tidak masuk akal bila tak aku pedulikan. Cinta,kasih sayang, dan ketulusan aku anggap itu pencitraan semata demi mengharap simpati. Aku mudah membenci orang yang tak sejalan denganku..

Desah

Hening malam.. Angin berhembus riuh menusuk.. Bayang gemulai menghampiri.. Wangi menghiasi sanubari.. Tergetar tubuhku.. Nampak nyata kau menyatu dalam hangatku.. tak peduli aku mengira siapa gerangan kau. Menikmati saat-saat ini.. Aroma yang tak pernah terlupa.. Kelembutan surgawi.. Hasrat duniawi.. Kurasa naim .. Erat lah wahai sang dewi rintih.. -sadajiwa

Rasa Dalam Realita

Kisah sedih dari segelintir jiwa yang apatis. Terkoyak jiwa bagai ungkapan rasa dari pesimistis. Namun belum usai kisah dari alur cerita si melankolis.. Masih menjadi sebuah misteri , Bak sinopsis dibalik sebuah kisah fiksi yang t'lah tertulis rapi. Karena itu Rasanya ada sebuah gelisah yang menghantam Dibalik secarik kertas putih.. Ditemani bayang-bayang rasa sesal diatas pengalaman pahit yang dianggap tragis. Tak lah disadari memang semua hanyalah ilusi.. Afirmasi dan hipnosis. Membawa kita bagaimana menjalani realita kehidupan yang penuh dengan mimpi. Ketika aku menganggap semua ini akan selesai setelah aku memilihmu, ada saja sesuatu yang menghalangi tekadku untuk belajar mencintai. Seperti halnya peribahasa , air yang menetes pada daun talas, tetesan air hanya menetes seolah untuk berpijak sementara. Bukan untuk membasahi seluruh daun. Begitulah ibaratnya perasaanku kepada hatimu. Sebenarnya tak ada yang spesial jika aku mengaggumi tubuhmu. Hanya saja aku ingin men

Brengsek

Memang Aku tak tahu sampai kapan Tuhan beri batas waktu untukku agar bisa selalu terus bersamamu.. Entah satu menit,satu jam,satu hari atau selamanya.. Saat terfikir tentangmu aku rasa semua baik-baik saja.. Tak ada kegundahan yang nampak aku hiraukan selama itu bersamamu.. Namun bila nanti Tuhan memberikan takdir yang berbeda dengan apa yang ada dalam angan kita.. Jangan salahkan Tuhan ataupun cinta yang pernah kita agungkan.. Salahkan kerasnya dua hati manusia yang tak pernah mau mengalah.. Api takkan padam oleh api.. Air takkan surut dengan air.. Begitupun halnya cinta, ia takkan pernah hilang oleh cinta. Cinta bisa hilang dengan rasa kecewa.. Harapan bisa sirna dengan suatu pengabaian.. Akankah berakhir semua kisah, jika diantara kita tak pernah saling tarik menarik ? Akankah usai segala harapan jika kita tak saling menghargai ? Kisah manusia bisa saja berubah.. Apa aku yang Terlalu naif ? Jika memang benar, itu adalah hal biasa bagi jiwa yang tak tahu bagaimana cara