Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Detak Detik

Detak dari detik yang menjadi denting dini hari.. Sunyi kelam tiada ironis yang menjadi arti.. kisah diantara hasrat suci dari hati, kini menjadi bukti bagi angin-angin yang teramat sinis.. Kebingungan yang melanda.. Hamparan sistematik yang apatis kurasa kini pijakan kian meringis. Rapuh bukan rapuh.. Keluh bukan keluh.. Resah bersama gelisah melihat tangga yang membias. Tangisku ingin menjadi pelangi, Namun haruskah raib ditelan hujan rintik.. Malam ini aku rasa ada gejolak dalam asa seperti sulit menghadang mentari. Bantu aku melihat tiang penyangga harapan disana.. Sampai aku hidup bersamanya, Dalam angan dan sebuah realita, Dari asa yang bercucuran diujung mata. Benar aku merasa gundah. Gundah dari satu rasa yang tak pernah aku duga. Entah apa memang, Ada cita rasa dibalik kisah yang tak pernah ingin ku beri nama entah. Namun, Entahlah.

Aku

Aku bagai desir pasir, Namun riuhnya bagai percik api.. Aku bagai ombak lautan, gemuruhnya bagai petir yang hendak mencabik-cabik langit. Aku bagai angin puting, memutar tak tentu arah membabi buta hanya untuk menyerang asa, Aku bagai nestafa kala segalanya ku rasa tak lagi berguna. Bagaimana tidak, ganas nya satu objek bencana telah kami simpulkan menjadi satu hal kesengsaraan untuk sebuah kisah. Bukankah lebih baik bercengkrama dengan alam,dengan mempercayai bahwa bencana tak selalu datang dari rasa putus asa ? Kami adalah dua insan penuh rasa ketakutan.. Mencoba hidup dalam dunia yang penuh kegilaan dalam normalnya manusia yang penuh suka cita. Disana kami gemar bersenda gurau dalam marabahaya,hanya karena bersandar dalam lamunan bukanlah lagi jalan terang, kini kami telah siap menuntun hasrat natural menuju keabadian disisi lain dunia yang teramat fana. Dengan satu kisah, demi kasih. Kurasa ribuan tanya kini terjawab oleh masa yang merasuk dalam angan. Kami harap tidak la

Pernah

Berjalan menyusuri lembah kelam.. Kurasa tak sedikit pun menemukan cahaya. Berlari mengejar debu pasir yang tercabik oleh angin, kurasa hanya luluh lantah yang ku rasa. Dingin menepis sakit di ulu hati. Semua bagai keluh kesah dari jiwa yang resah. Selangkah aku cari setitik cahaya yang mungkin dapat ku rasa, itulah kusebut matahari senja. Terik walau nampak kecil. Lugu namun mampu berderu menggetarkan cengkraman luka yang teramat di atas kalbu, Tertusuk lara sampai tiang penyangga rapuh dibuatnya. Namun engkau.. Kala itu. Saat ku resah.. Alunan nafasmu kurasa bagai melodi indah yang mampu mendamaikan jiwa. Sejak itu, saat ku gundah.. Elok senyummu kulihat bagai pelangi bercorak harapan yang biasnya memberikan kepastian. Iya. Engkau kutemukan dalam kerapuhan jiwaku. Hadirmu berikan jawaban tentang bahasa cinta yang selalu berkata semua akan indah pada akhirnya.. Apakah ini akhir dari perjalanan cinta setelah kesakitan terus menerus menertawakanku? Ataukah ini adalah jawaba

Elegi si Pria Cantik

Pernahkah kita berfikir mencintai seseorang dengan penuh ketulusan? yang pada akhirnya bentuk ketulusan hanya berubah menjadi sebuah kebiasaan, seolah semua itu hanya sisa-sisa dari rekaman fikiran kita atas refleksi dari satu hati yang dulu pernah ada? Bukankah kita merasa semuanya seolah sia-sia atau justru sebaliknya karena terlanjur berkata entah ? Aku merasakan bagaimana momen seperti itu saat ini. Bagaimana tidak, mencintai sekeras ini belum pernah aku rasakan. Dalam bidang percintaan aku hanyalah pria amatir. Yang aku tau hanyalah bagaimana aku membalas kasih dari orang yang mengasihi dan bagaimana cara melepasnya jika aku sudah muak. Terdengar keren ? Atau malah terdengar brengsek? Ambil persepsi sendiri saja. Dan nyatanya hari ini, aku terbelenggu dalam racun yang aku dapati. Aku masih tetap ingin berlaku penuh kasih sama seperti dahulu saat hatiku utuh. Namun sekarang semua terasa berbeda, aku bertindak seperti biasanya dengan kondisi hati yang sudah rapuh. Namun itu

Tak sempat dan tak disempatkan

Diluar sana. Diluar arus dari fikiranku saat ini.. Ada yang tak sempat aku genggam jemari tangannya walau mereka bertahan teguh dengan alasan hanya untuk dapat merasakan sebuah kasih sayang dari jiwa yang bermodal sebuah kasih,lalu menghitung hari dengan jemari dengan alasan untuk dapat menanti. Ku biarkan mereka terdiam membisu,menyadari bahwa akulah pria yang tau siapa aku. Dan tahu yang aku butuhkan dalam kehidupanku selalu setiap waktu.. Itu semua ku coba lakukan agar engkau tahu, dan dapat mengenggam jari-jari manismu juga meyakinkanmu bahwa aku hanyalah milikmu satu. Ada yang tak sempat aku kecup dari seorang yang gemar bercerita, peluh dari satu kening tentang cerita jiwa yang feminim hanya dengan alasan ia membutuhkanku..namun tak bisa ku berikan sebuah apresiasi cinta dari diriku untuknya yang memang cintaku ini hanyalah untukmu satu. Itu aku lakukan untuk membuktikan bahwa kecupan ini pantas kuberikan pada sebuah kening tentang ceritaku bersamamu ketika kau menerima sebu

Pulang

Menjaga Bunga. Tak terasa.. Bahkan tak sadar telah tertusuk dari belakang. Entah siapa yang berbuat. Sudahlah.. Hanya Berharap semoga bunga tetaplah selalu mekar. Aku tidak pernah mengenali apa itu cinta. Namun pernah dalam kisahku dahulu aku hanya bisa dekat dengan perempuan yang memang terkesan menyenangkan tapi tak pernah aku pedulikan sama sekali tentang isi hatinya. Karena Aku tidak pernah berfikir bahwa cinta itu adalah benar adanya. Pernah berfikir aku hanya hidup dalam buai tipu daya kenyamanan perempuan yang aku nikmati hanya untuk sekedar melepas penat saja saat itu. Tapi itu dulu. Sebelum aku mengenalmu.. Sekian lama aku merasa geram.. Ya,Geram dalam hati ingin merasakan apa itu cinta namun tak tahu darimana datangnya. Mungkin geram itu telah menjadi doa untukku. Doa yang telah terkabulkan oleh Tuhan. Ternyata, Ya aku mengenali kesan awal pada saat aku jatuh cinta.. Yang kurasa awalnya penuh harapan namun Kini seiring berjalan waktu ternyata semua tlah berub

Aku ingin alam semesta mencintaimu juga

Aku hidup dalam alunan nada indah yang bisa kau dengar bagaimana aku menjalani hidup dialam anganku. Aku selalu ingin menceritakan kepada manusia lain bahwa aku bukan hanya sekedar mengagumimu.. Namun kau telah menjadi inspirasi utama dari setiap karya indah yang ku buat saat ini.. entah untaian kata atau sekedar susunan nada sederhana yang kuanggap itulah sebuah kisah.. Mengapa sedemikian rupa aku mengungkapkan itu semua ? Sebagian akan menganggap hal ini terlalu berlebihan.. Tapi aku tetap meyakinkan diri ini bahwa hal Ini adalah cara terbaikku agar bisa selalu tetap hidup bersamamu.. Aku sangatlah mempercayai bahwa semua didunia ini taklah akan menjadi abadi. Ketika nanti aku mati,aku tak ingin hanya sebuah tangisan dan taburan bunga dalam padung yang bertuliskan sebuah nama yaitu Aku. Aku hanya ingin sebagian manusia kembali membacakan sajak indah yang telah aku rangkai kata per-kata hanya untukmu.. sebagian Kembali memainkan nada indah yang pernah aku mainkan juga hanya un

Basa-basi

Berkelana jauh diluar arus kesadaran.. Merasa sempat singgah dalam alur kisah yang sulit direfleksikan.. Seperti ada masa dimana separuh jiwa sedang mencari setengah jiwanya.. Oh, ternyata memang seseorang.. nampak terlihat ia sedang mencari sisa-sisa kisah.. Berharap yang dicari kembali buta.. Padahal dulu ia juga lah yang membuatnya mampu melihat. Aku harap ya Tenang saja. ia tak akan pernah begitu hina. Teruskan saja sampai air mata itu dapat membutakannya sendiri. Lalu bersenang-senang dalam luasnya lautan duka. Itulah kata-kata yang terlalu pantas dan berestetika untuk seseorang yang memanipulasi sistem daya khayal setiap manusia dalam hidupnya. Mengapa demikian, maksud menyindir ? Atau ingin sekedar membuat pembaca "nyinyir" ? Tidaklah demikian. Tak ada maksud apapun dalam hal itu. Hanya saja ini seperti teks untuk persiapan menyambut kisah dramatis seseorang pada nanti sudah waktunya tiba. Iya, ibarat pesan dalam botol, tak pernah ada yang tahu untuk siap

Hello my Honey

Tak Banyak yang aku bicarakan. Tetaplah bersamaku atau tidak sama sekali ? Aku tak menyerah, hanya berkata. Sudahlah, mulai sekarang jangan lihat "aku". Karena jelas,ribuan kekurangan yang aku punya mungkin telah menghalangi pandanganmu. Sekarang rasakan saja bagaimana cara aku menyayangi kamu dengan setulus hati yang aku miliki untuk kamu. Tak usah fikirkan bagaimana cara engkau membalasnya. Senyum manis saja, itu adalah timbal balik yang sangat besar. Bukan aku tak ingin berjuang banyak untukmu. Karena aku fikir.. Jika aku memuja dan menyembahmu itu tak mungkin,karena kau bukanlah Tuhan.. Jika aku mempenjarakan kamu dengan maksud agar kau tak pergi dariku,itu tak mungkin karena kau bukanlah penjahat atau seorang budak. Jika aku membunuhmu itupun hal yang sangat tak mungkin,karena aku perlu hidup bahagia bersamamu.. Dan Jika aku ingin menyayangimu dengan setulus hatiku,itu hal yang sangat mungkin terjadi.. Karena aku sangat mencintaimu. Namun tetap hatiku Takka

Empat abjad tak bertuan

Maaf. Empat huruf yang simpel,tak bertele-tele,namun penuh makna. Entah apa yang membuat fikiran ini tergerak hanya untuk memikirkan sebuah kata "maaf". Apa mungkin aku punya suatu kesalahan besar yang tak aku sengaja dimasa lalu ? Atau mungkin memang sengaja dilakukan karena arogansi yang aku punya dikala itu?.. Entahlah,saat ini hanya kata "maaf" yang selalu merasuk difikiran. Memang,peribahasa takkan basah jika tak ada percikan air. Daripada terbelenggu oleh sebuah rasa penyesalan yang berujung pada kata maaf yang tiada henti ,aku menulis tentang hal ini bukan untuk bermaksud membahas apa artinya maaf dan darimana itu asalnya. Namun hanya ingin bercerita tentang masa kebodohanku dahulu. Kala itu,Usia 19 menuju 20. memanglah bagi sebagian orang,masih dianggap wajar jika pada usia tersebut kebanyakan orang mempunyai sifat egois yang cenderung labil. Tak mau kalah,ambil kesimpulan sendiri tanpa menganalisis hal yang sebenarnya terjadi. Dan seringkali merasa p