EGO

Egoisnya diriku...
Menganggap semua sebagai hiasan dan pelengkap duniawi saja.
Pernah aku anggap semua manusia sama saja. Entah pria ataupun wanita..
Pernah aku anggap semua manusia itu hina termasuk aku..
Bahkan aku pernah menganggap kita semua bodoh dan tak berpengetahuan..

Aku merasa hanya aku yang menyadari hal ini. Sehingga aku bertindak semaunya saja tanpa melihat bagaimana nanti kedepannya.

Namun seiring berjalan waktu aku mulai berfikir..sangat berfikir,sampai mentalitasku mulai menurun karena hal ini.

Yang aku bingungkan adalah..
Bagaimana aku bisa membuat mereka faham dengan apa yang aku rasa ? Sedang aku harus memaklumi semua kebodohan ini..
Tapi aku egois.. aku tak mau menjadi korban. Aku harus bertindak sebagai pelaku. Apapun itu yang terjadi.

Sepertinya hal ini mulai bahaya dan tidak masuk akal bila tak aku pedulikan.

Cinta,kasih sayang, dan ketulusan aku anggap itu pencitraan semata demi mengharap simpati.
Aku mudah membenci orang yang tak sejalan denganku..

Mengapa ini terjadi ?
Ada apa dengan semua ini ?
Bingung dengan sikapku sendiri.
Percobaan membunuh diri sudah kulakukan dengan cara menyakiti diri melalui "self hipnosys" atau menghipnotis diri sendiri,mengontrol diri agar bisa mati secara natural. Bukan gantung diri atau menusuk perut diri sendiri. Itu hal yang bodoh bagiku..dan mungkin aku merasa gengsi jika harus mati dengan cara tersebut.
Saat pada waktunya ! Akhirnya aku berhasil mengalami sakit yang teramat parah. Diagnosa pertama aku sakit dikarenakan depresi.
Aku coba memperparah hal itu sampai akhirnya aku menunggu hari menuju kematian. Itu kesaksian dari mereka yang melihatku pada saat itu.

Disaat ku terbaring lemah,seolah tak berdaya lagi dengan semuanya.
Rasanya Ada sebuah keajaiban,Aku merasakan kekuatan cinta ! mereka menahanku agar selalu tetap hidup bersama.
aku tersadar.
Aku menemukan arti sebuah cinta melalui kesadaran yang mereka tanam. Ketulusan yang mereka lakukan bukanlah pencitraan. Ketulusan cinta mereka memberiku semangat! Siapa mereka ? Mereka adalah keluargaku.

Sampai aku kembali bisa hidup sehat..bisa tersenyum lepas dan tak pernah ada beban..
Seperti aku telah lahir kembali.
Aku punya semangat baru.
Perasaan baru..
Pola fikir yang baru..
Gaya hidup yang baru..
Dan tujuan hidup yang baru.
Ku mulai menyusun kehidupanku lagi..

Pertama aku berusaha membalas kasihku pada keluarga..
Ku berusaha membuat mereka agar selalu bahagia..

Yang kedua..nah, aku hampir lupa akan hal ini.

Dulu ada seorang wanita yang pernah aku sia-siakan. Tak pernah aku hargai bahkan aku benci karena waktu itu aku anggap dia tak sejalan denganku.
Padahal dia wanita baik-baik,menarik,cerdas juga supel.

Seolah terhalang oleh dosa, aku mulai menghubunginya dengan harapan ia bisa memaafkanku..
Mungkin tak semudah itu..
Setahun sudah aku mengabaikannya,aku membencinya.

Perasaan baru yang aku punya kini telah terbuka...

Aku mencintainya..
Menyayangi bukan karena belas kasihan..
Mencoba tulus walau kadang aku fikir,bisa saja aku sedang dibodohi olehnya.

Tapi Tetap optimis !
Aku mengajaknya bertemu untuk yang pertama kalinya.

Pertemuan itu memang menyenangkan bagiku.
Aku belajar bagaimana caranya mencintai..
Juga belajar mengasihi.

Lama-lama kurasakan, Semua sudah berbeda.
Aku merasa tak ada artinya lagi bagi dia.

Jangan berkata itu ! Mungkin aku yang terlalu pesimis..bergumam dalam hati.

Namun lagi-lagi sepertinya aku gagal mengulang rasa yang pernah ia berikan dulu kepadaku untuk aku rasakan saat ini.

Aku mulai menyesali semuanya..
Sangat menyesali..
Apakah ini yang namanya karma ?
Tapi Aku terlalu gengsi jika aku terkena karma. Sungguh aku tak mau ini terjadi.. Memang ini balasan dari apa yang aku lakukan dulu. Aku harus terima konsekuensinya..Tapi jangan begini..
Aku ingin bisa memilikinya.

Tapi takdir berkata lain.. ia tetap dengan pilihannya.. tak ingin ada hubungan denganku..
Padahal aku mendambakan sebuah hubungan..bagiku hubungan adalah langkah yang tepat untukku belajar mencintai wanita.

Tapi aku tak boleh egois lagi..
Biarkan aku yang mengalah untuk urusan ini..

Jika memang cinta, aku fikir akan ada rasa saling tarik menarik antara aku dengan dia. Bukan aku melulu paksa dia sedang ia berusaha menghindar.

Biarlah waktu yang menertawakanku.
Biarlah waktu yang menasihati..
Aku tak mau menyesali semuanya..

Lebih baik aku berteman dengan waktu..
Berharap waktu bisa temani aku untuk menunggunya kembali.

Kini hanyalah harapan..
Harapan kecilku kepadanya.

Izinkan aku untuk berkata kepadanya saat ini.

"Wanita yang aku harapkan..
Demi waktu yang menjadi saksi dan kasih yang tulus dari sanubari.
Semoga kau mengerti.
Wanita sepertimu takkan aku temukan lagi didunia terkecuali dialam surga nanti.
Biar kematianku yang menjemputmu bila memang kau akan ada disana bersamaku.

I love you more than you'll ever know."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hug

Pilih satu

Apatis