Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Lelah

Aku bukanlah seorang pembaca fikiran yang mampu membaca fikiranmu kala kamu merasa gundah.. Aku bukanlah pribadi yang bijaksana untuk bisa lebih menenangkan jiwamu saat kamu merasa risau.. Aku hanyalah bayangan semu yang sebelumnya tak pernah hadir dalam indah duniamu.. Saat ragaku kini tak lagi kau sentuh.. Saat jiwaku ini tak lagi kau rasa.. Untuk apa aku berbicara tentang cinta bila itu hanya membuatmu ragu.. Aku adalah sisa-sisa dari rasa yang terbengkalai.. Seperti aku menanam bunga di tanah tandus.. Rasa kecewa bukanlah lagi sebuah pelajaran yang berharga.. Rasa kecewa kini selalu jadi bahan untuk berperang.. Dimana kau tanam benih cinta ? Apakah ini suatu hukuman atas perilaku seorang pria yang tak tahu cara menghargai perasaan seorang wanita ? Aku lelah.. Hatiku ingin berlabuh.. Rehat sejenak dalam alunan sendu dari kisah-kisah yang sangat syahdu.

Terlalu feminim

Semesta menghela. kedua citra tak bersua.. Membelai asa namun tak kunjung usai. Sampah atas keserakahan cinta. Nista. Risau amarah bak angin di bumantara. Kelimpangan dalam tragedi sebuah kisah diantara tiga fihak. Bukankah banyak yang bilang manusia diciptakan berpasang-pasangan ? Lantas apa aku salah mengambil peran dalam setiap kehidupanmu, dengan menjadi pasangan dari segala kehidupanmu ? Yang salah itu bukan aku.. ataupun kamu.. Hanya fikiran kita yang menganggap semuanya biasa saja. Seolah semua sama. Padahal tak begitu..ini semua bukan soal hukum keadilan yang kita anggap Semua sama rata. Hubungan untukmu mungkin tak ada artinya. Bagiku itu tidak. Itu berarti.. Bahkan Itu hal yang wajar. Orang bilang relatif. Bukan karena aku takut sendiri.. Apalah arti sebuah fisik. Bahkan Ketika mati ia sendiri.. Namun aku begitu percaya jika jiwa kita itu kan selalu ada.. Apa aku salah sudah terlalu memaksa jiwaku dan jiwamu untuk bersatu ? Apa aku yang terlalu bodoh untuk

Manusia memanusiakan manusia

Untuk kau yang tak pernah lelah.. untuk kau yang tak pernah padam.. berikan tiang penyangga dalam liarnya akal sehat.. menanamkan benih-benih bunga kehidupan.. menyirami dengan air segar dalam kegersangan.. Kata Apa yang pantas kuucap untuk sebuah cahaya.. langit sepertinya kan tertawa menyaksikan keluh kesah yang tertanam.. bukan kata tentang balasan seorang insan manusia.. hanya terbawa angin jika pesan usang tak pernah sampai...  Jangan biarkan kami terlelap dalam kebodohan... jangan biarkan kami gundah gulana.. meracau tak tentu arah, bak angin di bumantara.. Takkan mampu ku bendung lagi setiap kata yang kuucap agar menjadi sebuah kalimat indah untuk hari dimana ku berterimakasih.. Sepenggal harapan dari kami takkan mampu menghiasi langkahmu dalam setiap kisah yang kau jalani.. Hanya kasih suci yang tulus dari lubuk sanubari kami.. Tetaplah bersinar.. bagai bintang yang tak pernah sirna.. Terimakasihku padamu, Peluh usaha kerja kerasmu kan kami bawa sampai akhir pe

Arus Kesadaran

pada saat aku jatuh cinta.. Yang kurasa awalnya penuh harapan. Kini seiring berjalan waktu ternyata semua tlah berubah.. Bertubi-tubi ibarat peluru senapan angin yang menembus ujung ubun.. Sesak didada padahal tak ada yang menindas.. Aku berjalan ke tepi, melihat sebuah kehidupan. Yang ku lihat hanyalah kegelapan.. Aku tak percaya. Ini hanyalah sebatas ilusi ku saja. Apalah hidup ini.. bingung..penuh misteri..aneh terkadang sangat diluar dugaan. Apakah aku yang terlalu hidup berangan-angan atau kah aku hidup terlalu nyata ? Jika ini adalah khayalan.. kapan aku kan terbangun dan kembali pada arus kesadaranku..jika ini adalah nyata apakah mimpiku kan menjemput ? Terlalu neko-neko untuk hidup..serba dipersulit oleh diri sendiri.. terlalu egois untuk bisa hidup.. jika aku tak bisa hidup dengan baik haruskah aku bisa mati dengan baik ?? Semua tak ada jawaban.. Aku mengenal Tuhan.. tapi aku terlalu bertanya-tanya pada Tuhan.. Bahkan jika aku mati aku belum tentu menemukan jawab