Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

God war

Untukmu wahai budak hawa nafsu.. Kau terlahir indah namun tetap hina.. Keserakahan yang kau tanam itu sebuah harga diri yang harus kau jaga.. Buat lah banyak neraka didunia ini dengan cara menyiksa orang lain.. tak peduli siapa mereka,darimana mereka berasal.. Anggap saja semua hina..sama halnya seperti engkau yang sudah terlanjur hina.. Tipu daya adalah sebuah kenyataan yang kau puja.. Jangan sekali-kali kau menyerah.. Kau perlu banyak teman untuk berdansa dialam kepedihan nanti.. Kau adalah api.. Kau adalah ksatria pendosa.. Tetaplah hidup bersama raja-raja.. Raja kemunafikan adalah sahabatmu.. Tertawalah disinggasana dengan menatap sejahteranya sahabatmu berenang di danau api yang sangat panas.. Kegelapan adalah tujuan hidupmu.. Religi adalah musuhmu. Teruslah berperang.. Teruslah menyiksa.. Biar kami tetap bersama orang-orang yang beriman untuk melawanmu.. Mari kita berperang. Darahku untuk melawanmu.. Sedang darahmu adalah kemenanganku. Selamat datang di masa

EGO

Egoisnya diriku... Menganggap semua sebagai hiasan dan pelengkap duniawi saja. Pernah aku anggap semua manusia sama saja. Entah pria ataupun wanita.. Pernah aku anggap semua manusia itu hina termasuk aku.. Bahkan aku pernah menganggap kita semua bodoh dan tak berpengetahuan.. Aku merasa hanya aku yang menyadari hal ini. Sehingga aku bertindak semaunya saja tanpa melihat bagaimana nanti kedepannya. Namun seiring berjalan waktu aku mulai berfikir..sangat berfikir,sampai mentalitasku mulai menurun karena hal ini. Yang aku bingungkan adalah.. Bagaimana aku bisa membuat mereka faham dengan apa yang aku rasa ? Sedang aku harus memaklumi semua kebodohan ini.. Tapi aku egois.. aku tak mau menjadi korban. Aku harus bertindak sebagai pelaku. Apapun itu yang terjadi. Sepertinya hal ini mulai bahaya dan tidak masuk akal bila tak aku pedulikan. Cinta,kasih sayang, dan ketulusan aku anggap itu pencitraan semata demi mengharap simpati. Aku mudah membenci orang yang tak sejalan denganku..

Desah

Hening malam.. Angin berhembus riuh menusuk.. Bayang gemulai menghampiri.. Wangi menghiasi sanubari.. Tergetar tubuhku.. Nampak nyata kau menyatu dalam hangatku.. tak peduli aku mengira siapa gerangan kau. Menikmati saat-saat ini.. Aroma yang tak pernah terlupa.. Kelembutan surgawi.. Hasrat duniawi.. Kurasa naim .. Erat lah wahai sang dewi rintih.. -sadajiwa

Rasa Dalam Realita

Kisah sedih dari segelintir jiwa yang apatis. Terkoyak jiwa bagai ungkapan rasa dari pesimistis. Namun belum usai kisah dari alur cerita si melankolis.. Masih menjadi sebuah misteri , Bak sinopsis dibalik sebuah kisah fiksi yang t'lah tertulis rapi. Karena itu Rasanya ada sebuah gelisah yang menghantam Dibalik secarik kertas putih.. Ditemani bayang-bayang rasa sesal diatas pengalaman pahit yang dianggap tragis. Tak lah disadari memang semua hanyalah ilusi.. Afirmasi dan hipnosis. Membawa kita bagaimana menjalani realita kehidupan yang penuh dengan mimpi. Ketika aku menganggap semua ini akan selesai setelah aku memilihmu, ada saja sesuatu yang menghalangi tekadku untuk belajar mencintai. Seperti halnya peribahasa , air yang menetes pada daun talas, tetesan air hanya menetes seolah untuk berpijak sementara. Bukan untuk membasahi seluruh daun. Begitulah ibaratnya perasaanku kepada hatimu. Sebenarnya tak ada yang spesial jika aku mengaggumi tubuhmu. Hanya saja aku ingin men

Brengsek

Memang Aku tak tahu sampai kapan Tuhan beri batas waktu untukku agar bisa selalu terus bersamamu.. Entah satu menit,satu jam,satu hari atau selamanya.. Saat terfikir tentangmu aku rasa semua baik-baik saja.. Tak ada kegundahan yang nampak aku hiraukan selama itu bersamamu.. Namun bila nanti Tuhan memberikan takdir yang berbeda dengan apa yang ada dalam angan kita.. Jangan salahkan Tuhan ataupun cinta yang pernah kita agungkan.. Salahkan kerasnya dua hati manusia yang tak pernah mau mengalah.. Api takkan padam oleh api.. Air takkan surut dengan air.. Begitupun halnya cinta, ia takkan pernah hilang oleh cinta. Cinta bisa hilang dengan rasa kecewa.. Harapan bisa sirna dengan suatu pengabaian.. Akankah berakhir semua kisah, jika diantara kita tak pernah saling tarik menarik ? Akankah usai segala harapan jika kita tak saling menghargai ? Kisah manusia bisa saja berubah.. Apa aku yang Terlalu naif ? Jika memang benar, itu adalah hal biasa bagi jiwa yang tak tahu bagaimana cara

Lelah

Aku bukanlah seorang pembaca fikiran yang mampu membaca fikiranmu kala kamu merasa gundah.. Aku bukanlah pribadi yang bijaksana untuk bisa lebih menenangkan jiwamu saat kamu merasa risau.. Aku hanyalah bayangan semu yang sebelumnya tak pernah hadir dalam indah duniamu.. Saat ragaku kini tak lagi kau sentuh.. Saat jiwaku ini tak lagi kau rasa.. Untuk apa aku berbicara tentang cinta bila itu hanya membuatmu ragu.. Aku adalah sisa-sisa dari rasa yang terbengkalai.. Seperti aku menanam bunga di tanah tandus.. Rasa kecewa bukanlah lagi sebuah pelajaran yang berharga.. Rasa kecewa kini selalu jadi bahan untuk berperang.. Dimana kau tanam benih cinta ? Apakah ini suatu hukuman atas perilaku seorang pria yang tak tahu cara menghargai perasaan seorang wanita ? Aku lelah.. Hatiku ingin berlabuh.. Rehat sejenak dalam alunan sendu dari kisah-kisah yang sangat syahdu.

Terlalu feminim

Semesta menghela. kedua citra tak bersua.. Membelai asa namun tak kunjung usai. Sampah atas keserakahan cinta. Nista. Risau amarah bak angin di bumantara. Kelimpangan dalam tragedi sebuah kisah diantara tiga fihak. Bukankah banyak yang bilang manusia diciptakan berpasang-pasangan ? Lantas apa aku salah mengambil peran dalam setiap kehidupanmu, dengan menjadi pasangan dari segala kehidupanmu ? Yang salah itu bukan aku.. ataupun kamu.. Hanya fikiran kita yang menganggap semuanya biasa saja. Seolah semua sama. Padahal tak begitu..ini semua bukan soal hukum keadilan yang kita anggap Semua sama rata. Hubungan untukmu mungkin tak ada artinya. Bagiku itu tidak. Itu berarti.. Bahkan Itu hal yang wajar. Orang bilang relatif. Bukan karena aku takut sendiri.. Apalah arti sebuah fisik. Bahkan Ketika mati ia sendiri.. Namun aku begitu percaya jika jiwa kita itu kan selalu ada.. Apa aku salah sudah terlalu memaksa jiwaku dan jiwamu untuk bersatu ? Apa aku yang terlalu bodoh untuk

Manusia memanusiakan manusia

Untuk kau yang tak pernah lelah.. untuk kau yang tak pernah padam.. berikan tiang penyangga dalam liarnya akal sehat.. menanamkan benih-benih bunga kehidupan.. menyirami dengan air segar dalam kegersangan.. Kata Apa yang pantas kuucap untuk sebuah cahaya.. langit sepertinya kan tertawa menyaksikan keluh kesah yang tertanam.. bukan kata tentang balasan seorang insan manusia.. hanya terbawa angin jika pesan usang tak pernah sampai...  Jangan biarkan kami terlelap dalam kebodohan... jangan biarkan kami gundah gulana.. meracau tak tentu arah, bak angin di bumantara.. Takkan mampu ku bendung lagi setiap kata yang kuucap agar menjadi sebuah kalimat indah untuk hari dimana ku berterimakasih.. Sepenggal harapan dari kami takkan mampu menghiasi langkahmu dalam setiap kisah yang kau jalani.. Hanya kasih suci yang tulus dari lubuk sanubari kami.. Tetaplah bersinar.. bagai bintang yang tak pernah sirna.. Terimakasihku padamu, Peluh usaha kerja kerasmu kan kami bawa sampai akhir pe

Arus Kesadaran

pada saat aku jatuh cinta.. Yang kurasa awalnya penuh harapan. Kini seiring berjalan waktu ternyata semua tlah berubah.. Bertubi-tubi ibarat peluru senapan angin yang menembus ujung ubun.. Sesak didada padahal tak ada yang menindas.. Aku berjalan ke tepi, melihat sebuah kehidupan. Yang ku lihat hanyalah kegelapan.. Aku tak percaya. Ini hanyalah sebatas ilusi ku saja. Apalah hidup ini.. bingung..penuh misteri..aneh terkadang sangat diluar dugaan. Apakah aku yang terlalu hidup berangan-angan atau kah aku hidup terlalu nyata ? Jika ini adalah khayalan.. kapan aku kan terbangun dan kembali pada arus kesadaranku..jika ini adalah nyata apakah mimpiku kan menjemput ? Terlalu neko-neko untuk hidup..serba dipersulit oleh diri sendiri.. terlalu egois untuk bisa hidup.. jika aku tak bisa hidup dengan baik haruskah aku bisa mati dengan baik ?? Semua tak ada jawaban.. Aku mengenal Tuhan.. tapi aku terlalu bertanya-tanya pada Tuhan.. Bahkan jika aku mati aku belum tentu menemukan jawab