Rasa Dalam Realita

Kisah sedih dari segelintir jiwa yang apatis.
Terkoyak jiwa bagai ungkapan rasa dari pesimistis.
Namun belum usai kisah dari alur cerita si melankolis..
Masih menjadi sebuah misteri , Bak sinopsis dibalik sebuah kisah fiksi yang t'lah tertulis rapi.
Karena itu Rasanya ada sebuah gelisah yang menghantam Dibalik secarik kertas putih..
Ditemani bayang-bayang rasa sesal diatas pengalaman pahit yang dianggap tragis.
Tak lah disadari memang semua hanyalah ilusi..
Afirmasi dan hipnosis.
Membawa kita bagaimana menjalani realita kehidupan yang penuh dengan mimpi.

Ketika aku menganggap semua ini akan selesai setelah aku memilihmu, ada saja sesuatu yang menghalangi tekadku untuk belajar mencintai.
Seperti halnya peribahasa , air yang menetes pada daun talas, tetesan air hanya menetes seolah untuk berpijak sementara. Bukan untuk membasahi seluruh daun.
Begitulah ibaratnya perasaanku kepada hatimu.

Sebenarnya tak ada yang spesial jika aku mengaggumi tubuhmu. Hanya saja aku ingin menitipkan seluruh energi cintaku pada ragamu yang memang aku kagumi sejak dulu.

Rasanya tak ada rasa saling tarik menarik antara energi yang aku simpan dengan energi yang kau punya..

Adapun kau tarik seolah hanya untuk bersandiwara.

Aku tak mengerti apa maksudnya.

Yang jelas kau telah mengubah seluruh skenario ceritaku saat ini.

Ceritaku kini milikmu.. kau sebagai sutradara. Sedang aku yang terlebih dahulu mengarang cerita.

Haha ! Bodohnya aku. Sudah jelas ini kenyataan. Mengapa aku memaksa untuk berangan-angan ?

Kini kuserahkan skenario kisahku untukmu.
Semoga hal itu membuatmu pintar bersandiwara. Kini lebih baik Aku hanya pembaca sinopsis dari semua ceritamu.
Tanpa harus tau apa cerita yang kau buat didalamnya.
Karena itu Sungguh menyakitkan bagiku.

Sistem Manipulasi kini berhasil mematikanku secara hidup-hidup.
Berusaha untuk tetap dalam pendirianku bahwa aku sedang jatuh cinta.
Namun nyatanya tidak..
Kini Mungkin ku t'lah mati rasa..
Dan akan berkata tak perlu ada yang disesali lagi diantara aku dengan kau..
aku manusia.
Bisa saja lelah..
Jiwaku tlah sekarat.
tak mampu rasakan lagi sebuah kisah indah yang tlah aku rangkai hanya untuk sebuah cinta.
Kini aku berhenti sejenak..
Merenungi diri dan selalu berterimakasih atas cinta yang pernah Tuhan kirim lewat dirimu dan skenario dari secuil kisah yang selalu kau ceritakan.

#sadajiwa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hug

Pilih satu

Apatis