Terlalu feminim

Semesta menghela.
kedua citra tak bersua..
Membelai asa namun tak kunjung usai.
Sampah atas keserakahan cinta.
Nista.
Risau amarah bak angin di bumantara.
Kelimpangan dalam tragedi sebuah kisah diantara tiga fihak.

Bukankah banyak yang bilang manusia diciptakan berpasang-pasangan ?
Lantas apa aku salah mengambil peran dalam setiap kehidupanmu, dengan menjadi pasangan dari segala kehidupanmu ?
Yang salah itu bukan aku.. ataupun kamu..
Hanya fikiran kita yang menganggap semuanya biasa saja. Seolah semua sama.
Padahal tak begitu..ini semua bukan soal hukum keadilan yang kita anggap Semua sama rata.
Hubungan untukmu mungkin tak ada artinya.
Bagiku itu tidak. Itu berarti..
Bahkan Itu hal yang wajar. Orang bilang relatif.

Bukan karena aku takut sendiri..
Apalah arti sebuah fisik. Bahkan Ketika mati ia sendiri..
Namun aku begitu percaya jika jiwa kita itu kan selalu ada..

Apa aku salah sudah terlalu memaksa jiwaku dan jiwamu untuk bersatu ?
Apa aku yang terlalu bodoh untuk memahami sikapmu ?

Selama aku hidup sebagai seorang pria, bagiku pengorbanan adalah hal yang wajar.
Namun akankah nanti kamu akan menghargai sebuah perasaan saat cinta terindahku tak lagi sampai pada hatimu ?

Entahlah,

Aku Terlalu femimim untuk berbicara soal cinta.
Apalagi aku tahu, cintamu dimiliki fihak lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hug

Pilih satu

Apatis