Hug

Dia, perempuanku..
Mengirim secarik surat.
Tulisan cantik dari si kekasih hati , dari hati yang lembut kasih, dari rupa yang menawan , ia berkata demikian ..

"Aku, adalah yang sudah terlatih berjalan tertatih dalam upaya memenangkanmu. Aku, merupakan yang sudah terarah memikirkan tujuan dalam upaya menjalankan kehidupan bersamamu.

Namun sayang, andai aku bukan pemberhentian terakhirmu. Aku adalah yang paling rela mengutuk takdir sepenuh dosa. Meski pada kenyataannya kelak, aku tidak akan pernah sembuh utuh kembali.

Apa mungkin Tuhan sengaja? Menciptakan aku sebagai yang paling rela mencari bahaya karena menyengajakan diri berayun di antara harapan dan ketakutan dalam satu wajah penuh rasa?

Aku seolah menjadi pemilik kepala yang lebih keras dari suara mamah yang sedang marah dalam upaya mencintaimu.

Entah sebenarnya siapa yang lebih pengecut, aku atau kamu? Yang menjadikan kita hanya serupa keinginan-keinginan yang takut memeluk langit enggan menggengam bintang seperti ini. Sementara aku, tak pernah mau kandas meski seringnya genggamanku terpaksa kamu lepas.

Kamu tahu? Aku berani bertaruh. Perihal kehilanganmu, dadaku adalah yang paling cemas. Perihal kepergianmu, hatiku yang paling sulit ikhlas.

Aku masih sangat bisa merasakan tatap haru kedua matamu, lembut usap tanganmu, deru kencang gejolak jantungmu, hangatnya pelukanmu, bahkan manja belai kasihmu.

Entah siapa yang layak disalahkan atas lahirnya detak-detak di dada kita? Yang jelas ini semua terasa begitu teratur tak begitu saja.

Aku tak pernah memaksa kamu untuk jatuh pada hati ini. Sekalipun di daftar inginku, namamu tumbuh menjadi nomor satu. Sekalipun di baris anganku, kamu adalah wajah yang tak pernah lupa kurupa.

Maka dari itu, aku tak rela bila kamu jatuh di tempat yang bukan bernama aku. Karena pada akhirnya itu hanya akan membuatnya jadi memanas, geram, dan sulit padam.

Aku tidak pernah memaksa kamu untuk tinggal bersamaku hingga keriput berkuasa menjadi tuan rumah nantinya. Hanya saja aku bisa seegois ini mencintaimu, enggan mengempas meski seringnya genggamanku yang kau lepas.

Aku tidak pernah memaksa kamu untuk menjadi yang berbaik hati menyelamatkanku dari ledakan bom yang sengaja kurakit di kepalaku sendiri setiap saat kala tiba upaya menyegerakan nestapa.

Aku tidak pernah ingin memaksa kamu untuk mencintaiku sebab kamu pun tak pernah memaksa aku berhenti untuk mencintaimu.

Demikianlah aku, yang mencintaimu.."

Duhai pemilik hati..
Adakala aku menjemputmu dalam asa yang teramat bahagia, adakala aku berpaling dari duka yang akhirnya kau sebut aku tega.
Begitulah aku, berkenan sekali engkau wanita terhebat untuk selalu menemaniku..
Terimakasih untuk kehidupanmu untukku.
Terimakasih kepada Tuhan atas keajaiban yang berbentuk kamu..
Aku tahu, engkau mencintaiku..
Tapi aku tak pernah ingin kamu tahu berapa besar rasa dalam dadaku..
Karena jika kau tahu, kau akan berhenti berlari..
Berhenti dari sebuah cerita nyata yang begitu menyakitkan..
Seandainya kau tahu, kau bisa menengok sedikit wangi dari taman rasa yang ku sebut itu cinta.
Akhirnya kau akan menjumpai bahagia..
Sekali lagi, bukannya aku tak ingin kau tahu..
Karena jika kau tahu..
Aku dengan rasa ketakutanku, tak ingin kamu berpuas diri dengan apa isi hatiku untukmu..
Hari ini cukup kau tahu apa maksud kasih sayangku...
Hari ini cukuplah engkau hidup bersamaku..
Bersama alam, bersama keajaiban..
Ingatlah dengan takdir Tuhan kita..
Yang berjanji memberkati langkah kita.
Maka,
Bersediakah untuk hidup denganku lebih lama lagi dari ini ?
Jika engkau bersedia, maka aku beri tahu apa taman dalam dadaku ini..
Perlu kau tahu, isi dalam jiwaku, ada sesuatu yang takkan mati oleh waktu..
Akan ku beritahu engkau nanti..
Setelah senyum meluluhkan hatiku..
Setelah senyum indahmu merobohkan dinding egoku, setelah senyum indahmu menerobos masuk ke dasar relung jiwaku.
Berterimakasihlah dulu atas pertemuan kita hari ini.
Aku mensyukuri kehadiranmu..
Harta terindahku.
Bahagialah selalu bersamaku.
Tentangmu yang tak memaksa aku untuk mencintamu, berhasil membuatku berubah..
Jelas sudah, Hari ini aku memaksa engkau untuk hidup bersamaku..
Bahkan lebih dari itu.
Aku mengurungmu dalam indah taman hatiku.

Love,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apatis

Pilih satu