Tak sempat dan tak disempatkan

Diluar sana. Diluar arus dari fikiranku saat ini..
Ada yang tak sempat aku genggam jemari tangannya walau mereka bertahan teguh dengan alasan hanya untuk dapat merasakan sebuah kasih sayang dari jiwa yang bermodal sebuah kasih,lalu menghitung hari dengan jemari dengan alasan untuk dapat menanti.
Ku biarkan mereka terdiam membisu,menyadari bahwa akulah pria yang tau siapa aku. Dan tahu yang aku butuhkan dalam kehidupanku selalu setiap waktu..
Itu semua ku coba lakukan agar engkau tahu, dan dapat mengenggam jari-jari manismu juga meyakinkanmu bahwa aku hanyalah milikmu satu.

Ada yang tak sempat aku kecup dari seorang yang gemar bercerita, peluh dari satu kening tentang cerita jiwa yang feminim hanya dengan alasan ia membutuhkanku..namun tak bisa ku berikan sebuah apresiasi cinta dari diriku untuknya yang memang cintaku ini hanyalah untukmu satu.
Itu aku lakukan untuk membuktikan bahwa kecupan ini pantas kuberikan pada sebuah kening tentang ceritaku bersamamu ketika kau menerima sebuah kehadiranku sampai nanti, dengan tulus dan memahami apa doa yang slalu ku tuju, lalu mencium keningmu sebagai simbol bahwa itulah tentang ketulusan yang slalu ada dari diriku.

Ada yang tak pernah aku hiraukan kehadirannya, karena sibuk bagaimana aku bisa mendapatkan sebuah kisah cinta darimu..
Walau sebelumnya ku lalui dengan kisah yang teramat rumit, namun entahlah aku meyakini bahwa ketulusanku dapat menyelesaikan semua kisah pedihku itu.
Memang Tak masalah, bagiku itu bukanlah apa-apa.
Namun pada masa itu Aku percaya, sakitku yang ku lewati selalu aku anggap sebagai pesan moral untuk kehidupanku sendiri tentang bagaimana mempertahankan sebuah cinta yang memang terkesan klasik bagi sebagian manusia yang tak tahu akan sebuah cinta dan kasih.

Karena kebodohanku dimasa itu, tak ingin ku mudah menyia-nyiakan perempuan. Tak ingin ku mencintai lebih dari satu gadis dengan alasan agar adil dan tak menyakiti hati mereka.

Namun, setelah ku coba renungi, aku bisa saja seperti itu. Mencintai dan menyayangi semua gadis yang memang ada untuk diriku. Namun sampai kapanpun aku takkan mampu merasakan apa itu artinya saling memiliki.

Sebenarnya semua yang pernah aku lakukan itu adalah hal mudah yang bisa saja membuatku menjadi pribadi yang sulit berkomitmen. Hanya karena satu alasan, yaitu bingung.

Aku tak ingin dilanda momen seperti itu.
Sampai saat ini, bisa saja aku tetap mengenali mereka yang memang peduli akan kehadiranku. Namun aku tetap dengan pendirianku. Aku tetap akan dan ingin memiliki satu gadis yang aku anggap sebagai satu-satunya dalam hidupku. Ini bukan cerita tentang bagaimana aku memilih,karena bicara tentang cinta itu bukan soal pilih memilih. Bicara soal cinta sama dengan berbicara tentang rasa.
Rasa takkan mampu berbohong,
Iya, aku jujur dengan rasaku..
Aku memilihmu atas dasar rasa cinta kasih yang aku miliki.
Tanpa alasan yang jelas.
Karena terkadang cinta tak dapat kita ukur dengan ribuan kata-kata.
Terkadang cinta hanya dapat kita rasakan kala aku menatap matamu sepanjang waktu, dan mengatakan bahwa aku mencintaimu.
Seperti saat aku menggenggam tanganmu, lalu mulai tersenyum lepas saatku membelai wajahmu dan seolah semua kebahagiaanku terkumpul dalam separuh jiwamu..
Kini mulai ku sadari..
Ku harus berhenti mencari..
Aku yakin kau akan kumiliki.
Setulus hati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hug

Pilih satu

Apatis