Basa-basi

Berkelana jauh diluar arus kesadaran..
Merasa sempat singgah dalam alur kisah yang sulit direfleksikan..
Seperti ada masa dimana separuh jiwa sedang mencari setengah jiwanya..
Oh, ternyata memang seseorang.. nampak terlihat ia sedang mencari sisa-sisa kisah..
Berharap yang dicari kembali buta..
Padahal dulu ia juga lah yang membuatnya mampu melihat.
Aku harap ya Tenang saja. ia tak akan pernah begitu hina.
Teruskan saja sampai air mata itu dapat membutakannya sendiri.
Lalu bersenang-senang dalam luasnya lautan duka.

Itulah kata-kata yang terlalu pantas dan berestetika untuk seseorang yang memanipulasi sistem daya khayal setiap manusia dalam hidupnya.
Mengapa demikian, maksud menyindir ? Atau ingin sekedar membuat pembaca "nyinyir" ?
Tidaklah demikian.
Tak ada maksud apapun dalam hal itu.

Hanya saja ini seperti teks untuk persiapan menyambut kisah dramatis seseorang pada nanti sudah waktunya tiba.
Iya, ibarat pesan dalam botol, tak pernah ada yang tahu untuk siapa itu dan kapan akan ditemukan lalu dibaca seseorang.

Dan begitupun aku, buang-buang waktu saja menulis tentang hal ini.
Namun bagiku hal ini sudah biasa dilakukan, memanfaatkan situasi gila sebelum akhirnya aku waras dan berhenti berkicau.
Aku akan teramat diam, tak peduli ada jiwa yang berbisik.
Ada saatnya nanti aku akan berbicara bahwa aku adalah orang waras, seketika ada hal yang tak masuk akal ya aku hanya diam dan membiarkannya begitu saja.

Oke,kita berbicara tentang logika cinta manusia.
Bukan bab tentang dasar-dasar logika, apalah.. kurasa aku bukanlah seorang mahasiswa yang selalu detail mempelajari suatu teori.
Aku pria yang sedang bekerja,penuh dengan tanggung jawab,diperbudak manusia walau memakai kemeja, duduk tegap memegang sebuah alat tulis dan sering dipanggil bapak oleh rekan kerja.
Ya, aku yang biasa-biasa saja, tidak terkenal dan tidak hits dikalangan anak remaja seusiaku masa kini.
Aku adalah aku,dengan pola fikir sederhana dan konservatif ditengah hiruk pikuk dunia modern saat ini.
Aku sangat senang memperhatikan tingkah laku seseorang hanya untuk jadi bahan pelajaran pribadi.

Ada hal yang ingin aku pelajari yaitu, kisah cinta.
Mengapa demikian ?
Aku tak banyak mengenal cinta, apalagi hanya untuk sekedar berkenalan dengan seseorang lalu pura-pura cinta padanya.
Terlalu jujur bagiku untuk berkata cinta pada seorang wanita.
Daripada berpura-pura cinta ? Lebih baik menunggu saatnya aku benar merasakan apa itu cinta yang sebenarnya.
Lalu aku akan mengungkapkannya.
Saat ini memang aku sedang dilanda kebingungan.
Sepertinya ingin sekali mengatakan aku cinta pada wanita yang aku sayangi saat ini.
Namun apakah benar cinta? Atau sekedar refleksi dari rasa bahagiaku saat dekat bersamanya ? Entahlah.
Seharusnya jika cinta, aku akan mencintainya dalam kondisi apapun.
Namun kelemahanku adalah selalu melupakan rasa bahagiaku hanya untuk setitik kekesalan yang dia perbuat.
cemburu buta,ataupun fikiran negatif sendiri yang aku perbuat.
Siapa yang salah ?
Apakah aku yang tak mengerti apa itu cinta ?
Atau Karena aku terlalu memakai logika dalam menjalani kisah cinta ?
Atau mungkin justru dia yang tak mengerti bahwa sebenarnya aku mencintainya?
Serius. Tak cukup waktu semalam untuk memikirkan hal itu.

Cinta datang dari hati.
Logika datang dari fikiran kita sendiri.
Sedang saat aku dilanda kontradiksi antara hati dan fikiran, apakah masih murni sebuah cinta yang aku tanam?

Dan jika aku menuruti kata hati, apakah aku yang tak mampu menggunakan daya fikir lagi ?
Dan sebaliknya jika aku menuruti fikiranku, apa aku terlalu payah untuk menjadi pria yang berperasaan ?

____Tak menemukan sebuah jawaban____

Aku tak pernah diberi tahu oleh seseorang tentang hal itu.

Ingin sesekali berhenti memikirkan cinta. Namun entah mengapa. Aku tak ingin jika ia harus pergi dari hidupku.
Aku merasa sakit jika dia pergi.
Dan aku merasa tenang saat dia berbicara bahwa aku satu-satunya yang ia sayangi juga.
Walau kadang aku sering merasakan momen menyakitkan saat mengetahui bahwa bunga yang aku jaga,ingin dipetik oleh seseorang yang justru sangat mengaguminya.

Dan seperti tanpa perlawanan, aku hanya bisa diam jika pada akhirnya bunga yang ku punya dimiliki oleh para kumbang diluar sana.
Iya,Ibaratkan kumbang,akupun sama.
Hanya saja aku tak mau menjadi kumbang yang hanya ingin menghirup aroma nya lalu pergi untuk mencari bunga indah lainnya.
Aku mungkin bisa menjadi kumbang yang sanggup menjaganya sampai ia layu..
Hanya menghisapnya jika memang reaksi alam mengizinkan. Tak akan memaksa ataupun membiarkannya begitu saja saat sebuah hasrat datang dengan mesra.
Aku akan terbang mengitarinya selama bunga itu tetap indah dan mekar..
Namun berhenti terbang jika saat aku lengah ternyata bunga yang aku jaga tak lagi bisa aku lihat..

Kumbang yang terlalu berlebihan.

Ahh sudahlah. Terlalu serius dalam perumpamaan tidak lah bagus.

Hidup ini realita.

Namun aku senang dalam berangan angan. Dengan itu ku bisa mengekspresikan sesuatu dengan lebih luas.
Jika aku bergelut dalam dunia realita..
Aku menjadi manusia jujur untuk hal cinta.
Seperti halnya aku selalu jujur..
bahwa aku telah jatuh hati padanya.

Walau semua orang mungkin telah tahu bagaimana aku dan dirinya dimasa lalu..
Terlalu banyak melukai tulusnya cinta dari jiwa yang lain.
Aku ingin mengajaknya terbang,kan ku tunjukkan bahwa dibalik awan hitam diatas sana aku dan dirinya kan temukan pelangi yang begitu indah..
lalu kita bercumbu mesra disana..
Berharap sinar mentari menyambut energi dari cinta yang telah kita buat.
Itulah bagian dari tujuanku ingin selalu bersamanya..
Dan, sedikit saja aku ingin berkata padanya..

"Teruntuk kau yang selalu aku ceritakan..
Tetaplah dalam genggamanku..
Walau ku harus melepas erat pelukan hangatku ini untukmu..
Kita lalui kejamnya realita dunia bersama, aku sebenarnya tak ingin membiarkanmu jatuh ke sisi jurang yang kelam..
Jika harus terjatuh.. aku yang akan selalu menemanimu.
Begitupun engkau..
Bersamamu aku belajar menghargai mulia nya seorang perempuan.
Mungkin jika nanti kau tak ingin lagi bersamaku, anggaplah kata-kata yang ku rangkai diawal tulisan Itu ibarat sebuah pesan usang untukku sendiri.
Tak usah dipermasalahkan atau bahkan menjadi masalah..
Biar aku yang belajar untuk kisahku ini sendiri..
Walau sampai kapanpun sebenarnya aku tak berharap hal ini terjadi.

Karena tanpamu
Seperti raga tak bernyawa.
Seperti bangkai tanpa jasad.

Dan jangan sampai aku meyakini
Bahwa hidup atau mati,
bagiku sama saja.

°°°

Namun apalah dayaku kini..
Aku memilih untuk pergi. Maaf aku tak bermaksud menghindari duniamu..
Namun aku pergi karena dia.
Seseorang yang juga mencintaimu..

Terimakasih untuk momen terbaikmu untukku.

Kan ku ceritakan semua kisahku nanti esok hari,lusa atau bahkan ku pendam sendiri.

Selamanya.

°°°

Sadajiwa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hug

Pilih satu

Apatis